World News
Entertainment
Latest Post
NPB Angkatan I Menmahanad
Written By Unknown on Sabtu, 08 Maret 2014 | 02.58
Penghargaan Dari KASAD
Written By DUNIA FANTASI on Rabu, 19 Februari 2014 | 19.01
Alumni Menwa 103 Unimal Dapat Piagam Penghargaan Dari KASAD
Suarakomunikasi.com,Lhokseumawe–Alumni Komando resimen Mahasiswa satuan 103 Unimal dan juga alumni dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Malikussaleh, Syukri berhasil mendapatkan piagam penghargaan dari kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dalam lomba cipta teknologi TNI AD 2013 Se-Indonesia, Selasa (18/02/2013).
Memperingati hari jadi ke-68, TNI Angkatan Darat (AD) menyelenggarakan lomba cipta teknologi untuk umum dan masuk dalam 15 besar lomba yang dilaksanakan pada hari Rabu s/d Kamis tanggal 16 s/d 17 Oktober 2013 di Madislitbangad.
Syukri berhasil mendapatkan piagam tersebut berkat penelitian dengan judul Desain Helm Militer Anti Peluru Berbahan Serat Alam, helm tersebut telah uji impak jatuh bebas dengan mengunakan (anvil) peluru dengan massa yang diberikan sebesar 6 kg.
Pengujian tersebut dilakukan di Universitas Sumatra Utara. Sedangkan pengujian penembakan dilakukan di Satuan Radar 231 TNI-AU Aceh Utara dan Rindam Iskandar Muda Banda Aceh.
Syukri mengatakan, penggunaan material komposit dengan serat alam mulai banyak dikenal dalam industri, material yang ramah lingkungan dan mampu didaur ulang oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini, tergantung kita dalam memanfaatkannya.
“Pada dasarnya Indonesia ini SDM nya sangat berlimbah, namun perlu dukungan pemerintah dalam pengembangan bakat putra putri Indonesia dalam melakukan penelitian untuk menciptakan teknologi masa depan,” ungkap Syukri.
“Seperti kita ketahui bahwa indonesia masih mengunakan peralatan-peralatan maupun teknologi dari luar dan bahan-bahan material masih dari luar, padahal di indonesia sagat kaya dengan hasil alam.” Sebutnya lagi.
Prosesi penyerahan piagam dikirim langsung ke Mako Menwa Sat Unimal pada tanggal 13 februari 2014 lalu.
“Tidak sia-sia, dalam penelitian yang mengabiskan banyak waktu dan dana. Terimakasih juga kepada keluarga besar TNI AD dan Dosen Pembimbing serta semua yang terlibat dalam membantu dan memberikan motivasi kepada saya, mudah-mudahan ke depan bisa terus mengembangkan berbagai inovasi baru.” Tutupnya.
***
Editor: Amrul
Editor: Amrul
http://suarakomunikasi.com/kampus/alumni-menwa-103-unimal-dapat-piagam-penghargaan-dari-kasad/
Pejabat Komnad
Written By Unknown on Jumat, 17 Januari 2014 | 20.22
Pejabat
NO | NAMA | JABATAN |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. | Danmen | Danmen ............................................................. |
PROFIL ORGANISASI
KOMANDO RESIMEN MAHASISWA
NASIONAL ACEH DARUSSALAM
|
||||||||
Nama Organisasi
|
:
|
Unit Kegiatan Mahasiswa Komando
Resimen Mahasiswa Nasional Aceh Darussalam
|
||||||
Nama singkat
|
:
|
Mahakomnad
|
||||||
E-mail
|
:
|
Komnad103@gmail.com
|
||||||
Homepage
|
:
|
|||||||
Penanggungjawab
|
:
|
Danmen
|
||||||
Dasar Organisasi
|
:
|
Menhan No : KB/14/M/X/2000, Mendiknas
Nomor : 6/U/KB/2000, Mendagri dan otonomi daerah No : 39 A tahun 2000 dan SK
Rektor nomor:1319/H.45/KM/KEP/2007.
|
||||||
Jenis Organisasi
|
:
|
Unit Kegiatan Mahasiswaan Di Provinsi
Aceh
|
||||||
Alamat
|
:
|
Jalan Sumatera No. 1 A, Kampus
Unimal Bukit Indah, Lhokseumawe, Aceh
|
||||||
Kode pos
|
:
|
24351
|
||||||
Prinsip organisasi
|
:
|
Widya Castrena Dharma Shidda
(Penyempurnaan Pengabdian dengan Ilmu Pengetahuan Ilmu
Keprajuritan)
|
||||||
Skomen
|
:
|
NASIONAL ACEH DARUSSALAM - Aceh
|
||||||
Widya Castrena Dharma Shidda
Resimen Mahasiswa merupakan UKM yang menjadi wadah Bela Negara, khususnya mengembangkan pertahanan/keamanan kampus. Salah satu cirri khas UKM ini adalah karakteristiknya yang bercorak militer. Mulai dari penggunaan seragam (terdiri dari 3 jenis seragam dengan aturan penggunaan yang jelas), adanya hierarkis jabatan yang ketat (mulai dari seorang komandan, Kasmenwa, Danyon, Danki dan sebagainya), maupun bentuk kegiatan-kegiatannya yang khas dan mungkin tidak bisa atau jarang dilakukan oleh UKM lain ini (pendidikan taktik beregu tempur, kursus intelijen, terjun payung, menembak, scuba diving, pendidikan SAR, dan sebagainya).
Keunikan
UKM yang secara nasional memiliki motto “Widya Castrena Dharma Siddha”
(dengan ilmu keprajuritan dan ilmu pengetahuan kita sempurnakan pengabdian)
ini disebabkan oleh keberadaan mereka yang berada di bawah naungan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, yaitu Menhankam, Mendikbud, dan
Mendagri.
Resimen
Mahasiswa (Menwa) adalah salah satu di antara sejumlah kekuatan sipil untuk
mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan para
mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri.
Para
anggota Menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan, yang disebut Satuan.
Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor
langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.
Dimulai
dari berdirinya Tentara Pelajar Repoblik Indonesia (TRIP) dan Corps
Mahasiswa, para pemuda bangsa Indonesia mulai berjuang melawan penjajahan
bangsa asing, di Amerika Serikat organisasi serupa bernama The Reserve
Officer Training Corps (ROTC) atau korps pelatihan perwira cadangan dan di
Malaysia bernama PELAPES.
Pada
tahun 1952, masalah pertahanan mulai dimasukkan sebagai mata kuliah wajib di
Perguruan Tinggi di Indonesia. Selanjutnya dikeluarkan SK Menteri Keamanan
nasional Nomor :MI/0307/1961 tanggal 30 Desember 1961 tentang Latihan
Kemiliteran di Perguruan Tinggi Negeri dengan skope 147 jam dikenal dengan
Wajib Latih Mahasiswa (WALAWA) sebagai respon atas dikumandangkannya TRIKORA.
Selanjutnya untuk menghantam CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) organisasi kemahasiswaan yang dipayungi PKI. Pada tahun 1963 dikeluarkan 3 keputusan bersama Menteri PTIP dan WAMPA HANKAM yang menggambarkan pokok pikiran pada masa itu tentang adanya tiga bentuk DikHanKamNas di Perguruan TInggi yakni :
Pada
tahun 1965 diterbitkan keputusan bersama Menko Hankam dan Menteri PTIP Nomor
: M/A/165 dan Nomor : 2/ PTIP/1965 pada tanggal 17 Maret 1965 tentang
organisasi dan prosedur Resimen Mahasiswa yang antara lain menetapkan bahwa
setiap KODAM adalah satu Resimen Mahasiswa.
|
||||||||
VISI
Mengahasilkan para pemimpin yang berkualitas dan sadar akan hari depan agama, bangsa dan Negara.
MISI
MENMAHANAD Menjadi organisasi profesional yang bermanfaat
bagi seluruh rakyat nusantara, Sebagai wadah
akutalitas dan media pengembangan potensi, bakat, kemampuan dengan membuka
ruang kretifitas dan meningkatan kepedulian.
III. TUJUAN ORGANISASI
MENMAHANAD Merupakan salah
wadah Pemuda dalam melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan demi tercapai sumber
daya Manusia yang berkualitas yang siap dan berwawasan kebangsaan. Mampu
melatih setiap orang (anggota) agar mampu bersosialisasi di depan umum,
mengungkapkan pendapat, dan mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
Kesadaran, kesediaan Serta berkorban membela Agama, Bangsa dan Negara yang hakikatnya.
Menjalin
kerjasama dengan lembaga ditingkat nasional, regional, dan internasional,
dalam mencapai tujuannya.
IV. Jenjang Organisasi Menwa
1. Di tingkat Nasional = Komando Nasional Resimen
Mahasiswa Indonesia
(Konas Menwa Indonesia)
2. Di tingkat Propinsi = Staf
Komando Resimen Mmahasiswa
(Skomen)
3. Di tingkat Kabupaten = Batalyon Resimen Mahasiswa (Yon
Menwa)
4. Di tingkat Perguruan Tinggi = Satuan/Kompi
Resimen Mahasiswa (Sat Menwa)
V. Staf Komando
Resimen Mahasiswa Indonesia adalah :
1. Nasional Aceh Darussalamdi Provinsi Aceh 2. Indra Pahlawan di Riau 3. Jayakarta di Daerah Khusus Ibukota Jakarta 4. Mahadwiyudha di Bengkulu 5. Mahadana di Nusa Tenggara Timur 6. Mahadipa di Jawa Tengah 7. Mahajani Nusa Tenggara Barat 8. Mahakarta Daerah Istimewa Yogyakarta 9. Mahaleo di Sulawesi Tenggara 10. Mahamaku di Ambon 11. Mahanata di Kalimantan Selatan 12. Mahapura di Kalimantan Barat 13. Maharatan di Lampung 14. Maharuyung di Sumatera Barat 15. Mahasamrat di Sulawesi Utara 16. Mahasena (Ugracena) di Bali 17. Mahasurya di Jawa Timur 18. Mahatara di Sumatera Utara 19. Mahawarman di Jawa Barat 20. Mahawijaya di Sumatera Selatan 21. Mahawasih di Irian Jaya 22. Mulawarman di Kalimantan Timur 23. Pawana Cakti di Sulawesi Tengah 24. Sultan Thaha di Jambi 25. Wolter Monginsidi di Sulawesi Selatan
A. Pendidikan Berjejang
ร Pendidikan Dasar (Diksar) di tingkat Batalyon/Skomen
ร Kursus Kader Pelaksana (Suskalak) di tingkat Skomen/Konas
ร Kursus Kader Pimpinan (Suskapin) di tingkat Konas
ร Pendidikan Provost (Dikprov)
ร Pendidikan Polisi Resimen (Dikpolmen)
ร Pendidikan Navigasi Darat (Diknavrat)
ร Kursus Pelatih (Suspelat)
ร SAR Rimba/Air/Udara
ร Kursus Menembak Mahir (Susbakhir)
ร Kursus Dinas Staf (KDS)
ร Latihan Bela Diri Militer (BDM)
ร Diksar Para (Terjun Payung)
|
PERAN ALUMNI DIBUTUHKAN UNTUK MEWUJUDKAN VISI MISI MENWA
Written By Unknown on Minggu, 01 Desember 2013 | 23.09
Peran
Alumni sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi sebuah Organisasi
terutama dalam membuka hubungan dengan masyarakat atau dunia usaha demi
meningkatkan mutu generasi berikutnya. Peran tersebut juga sangat strategis,
karena alumni merupakan aset penting yang harus dirangkul dan dikembangkan
sedini mungkin.
Satu
hal yang perlu disadari dan menjadi sebuah keniscayaan, semua Menwa yang sukses
menjalani masa pendidikan di perguruan tinggi pada akhirnya akan menjadi
alumni. Artinya, salah satu indikator keberhasilan Menwa dapat dilihat dari
keberhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi maupun bidang pekerjaan yang mereka jalani secara profesional
sesuai minat dan kemampuan. Ada beberapa peran yang dapat diaktualisasikan
untuk mewujudkan visi dan misi KOMANDO RESIMEN MAHASISWA NASIONAL ACEH
DARUSSALAM antara lain adalah :
Pertama, dalam kaitannya dengan peningkatan Kualitas dan
pengembangan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang produktif di Satuan, alumni
dapat berperan sebagai katalis dengan memberikan berbagai masukan kritis dan
membangun kepada Satuan mereka.
Dalam
hal ini, alumni memiliki posisi tawar yang unik dan strategis karena meskipun
mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam Organisasi atau Satuan, namun
pengalaman mereka selama menjadi Menwa dan ikatan batin serta rasa memiliki
mereka yang kuat terhadap Korps dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai
konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik membangun yang hanya bisa diberikan
oleh orang-orang yang berada di posisi mereka.
Melalui
berbagai media komunikasi yang dapat menjembatani Menwa dan alumni, proses diharapkan
dapat berkembang dalam koridor yang lebih progresif dan terarah.
Kedua, sesuai peran alaminya, alumni yang berprestasi dan
memiliki kompetensi yang mumpuni dapat memainkan fungsi penting dalam membangun
opini publik untuk menarik minat calon Menwa baru. Alumni, disadari atau tidak,
merupakan salah satu acuan utama yang mendasari keputusan para orang tua dan
calon Menwa dalam menentukan pilihan Organisasi mana yang lebih pantas.
Logikanya,
jika alumni dari suatu Satuan Menwa memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi
dalam memasuki jenjang pendidikan tinggi favorit dan dapat menunjukkan prestasi
dan kontribusi mereka secara riil di masyarakat, kualitas dan kuantitas calon Menwa
yang berminat untuk mendaftar akan meningkat.
Mata
rantai ini, dengan didukung oleh sistem pendidikan Pradik, Diklatsar yang baik,
akan menghasilkan kesinambungan kualitas sumber daya Menwa dan alumni yang
berkualitas, memiliki daya juang tinggi dan semangat berkompetisi secara sehat.
Ketiga, Alumni, sebagai produk utama dari proses rekrutmen
juga diharapkan mampu mengembangkan jaringan dan membangun pencitraan insitusi
di luar. Pengembangan jaringan oleh alumni merupakan potensi strategis untuk
membuka berbagai peluang dan meningkatkan daya saing suatu manfaatnya yang akan
berdampak secara langsung pada Menwa dan sesama alumni.
Penciptaan
peluang usaha, dan kerja, kesempatan beasiswa, serta sirkulasi berbagai macam
informasi penting seputar dunia pendidikan dan kerja merupakan beberapa contoh
riil yang dapat dikontribusikan oleh alumni melalui jaringan yang dimiliki.
Dalam
hal ini, salah satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran dan fungsinya
serta didukung keberadaannya adalah IKATAN ALUMNI. Melalui pengorganisasian
alumni secara profesional, berbagai macam peluang dan kesempatan akan dapat
terkomunikasikan dengan baik.
Keempat, secara internal Komando Resimen Mahasiswa Nasional
Aceh Darussalam, keberadaan alumni di berbagai bidang usaha, lapangan pekerjaan
dan institusi pendidikan dapat memberikan gambaran dan inspirasi kepada para Menwa,
sehingga pada gilirannya dapat memotivasi mereka dalam menentukan prioritas dan
cita-cita ke depan.
Salah
satu contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan acara
semacam “Alumni Back Unity” oleh para alumni, di bawah koordinasi angkatan aktif
yang baru.
Alumni
merupakan salah satu elemen penting dari sekian banyak faktor-faktor penting
lainnya yang berperan dalam meningkatkan kualitas dan kinerja Satuan Menwa.
Namun, melihat potensi strategis dan luar biasa yang bisa digali dari
keberadaan alumni, sudah saatnya Komandan Satuan mulai merangkul kembali
alumninya menyiapkan para Menwa dengan persiapan yang matang untuk dapat
menjadi alumni yang memiliki dedikasi dan semangat yang tinggi untuk
membesarkan Koprsnya.
Kerjasama
dan sinergi yang harmonis antara alumni dengan Menwa Aktif, Anggota Baru, dan
masyarakat, termasuk institusi pengguna alumni (dunia usaha) akan memiliki
dampak yang besar bagi pengembangan Komando Resimen Mahasiswa Nasional Aceh
Darussalam secara berkesinambungan di masa mendatang.
Atas nama pemegang amanah Admin dan
keluarga besar Komando Resimen Mahasiswa Nasional Aceh Darussalam menyambut
dengan senang hati dan mendukung sepenuhnya Peran Alumni Untuk Kemajuan Menwa
di masa yang akan datang.
Evaluasi Organisasi serta Pendidikan Untuk Melahirkan Generasi Yang Tangguh
Pendidikan
sebagai sebuah sistem memiliki
tiga aspek pokok yang berkaitan langsung dengan mutu Pendidikan. Ketiga aspek
itu adalah proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen Pendidikan,
serta Kultur Pendidikan.
Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat, yang mencakup cara berpikir, sikap, perilaku, nilai-nilai yang
tercermin dalam wujud fisik maupun abstrak. Kultur juga dapat dilihat sebagai
suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, maupun cara hidup untuk melakukan
penyesuaian dengan lingkungan, sekaligus cara memandang suatu persoalan dan
memecahkannya.
Menurut
Clifford Geertz kultur merupakan suatu pola pemahaman terhadap fenomena sosial
yang terekspresikan secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan pendapat ini,
kultur Pendidikan dapat digambarkan sebagai pola nilai-nilai, norma-norma,
sikap, kebiasaan-kebiasaan yang dikondisikan oleh Lembaga dalam mengelola
pendidikan bagi semua warga Lembaga. Kultur Pendidikan haruslah dihidupi dan
dipegang teguh oleh semua warga Lembaga sekaligus menjadi dasar pijakan dalam
memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di lingkungan suatu
Lembaga.
Program
aksi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan yang hanya menekankan aspek
proses belajar mengajar tidaklah cukup, dalam upaya meningkatkan kualitas
lulusan, yaitu terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, maka pengelolaan
pendidikan haruslah menyentuh tiga aspek yakni adanya proses belajar mengajar
yang bermutu, adanya kepemimpinan dan manajemen yang baik, dan dihidupinya
kultur Pendidikan secara baik oleh setiap warga Lembaga. Kultur Pendidikan yang
“sehat” akan sangat besar
pengaruhnya terhadap sikap dan moral kerja Pendidik, produktivitas dan kepuasan
kerja Pendidik, serta motivasi dan prestasi Serdik.
Kedisiplinan
Warga Lembaga
Lembaga yang tertib, aman, dan
teratur merupakan prasyarat agar Serdik dapat belajar secara optimal. Kondisi
ini dapat terjadi jika disiplin di lembaga dihidupi dengan baik oleh semua
warga Lembaga setiap hari.
Persoalannya, bagaimanakah
kedisiplinan Lembaga dirancang? Kedisiplinan Lembaga hendaknya dirancang dengan
memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut: (1) Penyusunan rancangan
kedisiplinan Lembaga melibatkan Pendidik, staf administrasi, Barisan Alumni,
serta perwakil Lembaga yang terkait. Dengan keterlibatan itu diharapkan mereka
merasa bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya. (2) Rancangan
kedisiplinan harus sesuai dengan misi dan tujuan Lembaga, dalam arti
menjabarkan tujuan Lembaga. (3) Rancangan harus singkat dan jelas, sehingga
mudah dipahami. (4) Rancangan harus memuat secara jelas daftar perilaku yang
dilarang oleh Lembaga beserta sanksinya. Sanksi harus bersifat mendidik dan
telah disepakati oleh Pendidik, staf administrasi, Barisan Alumni. (5)
Peraturan yang telah disepakati bersama harus disosialisasikan melalui rapat Lembaga,
surat pemberitahuan, dan lain-lain, sehingga semua pihak dapat memahaminya. (6)
Semua aktivitas Serdik harus dijiwai oleh roh kedisiplinan.
Hingga kini orang berkeyakinan,
betapapun baik sebuah rancangan, hal itu belumlah menjamin tercapainya suatu
tujuan yang diinginkan, jika tidak ditindaklanjuti dan dihidupi dengan
pelaksanaan yang konsisten dan kontinyu. Lagi pula, rancangan yang baik belum
tentu dapat menghasilkan sesuatu yang baik, jika pelaksanaan dari rancangan itu
tidak berjalan dengan baik, atau tidak sejalan dengan rancangan yang telah
disepakati bersama. Oleh karena itu, sebuah rancangan yang baik harus pula
diikuti dengan pelaksanaan yang baik, konsisten dan kontinyu. Demikian pula,
rancangan tentang kedisiplinan Lembaga yang telah dibuat tidak otomatis dapat
membuat warga Lembaga, utamanya serdik, akan menjadi disiplin, jika situasi Lembaga
tidak secara nyata menunjukkan adanya kedisiplinan yang baik.
Agar rancangan peraturan
kedisiplinan Lembaga dapat berhasil guna, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: (1) Rancangan peraturan yang telah dibuat disepakati
bersama harus disosialisasikan sehingga mendapat dukungan dari warga Pendidik,
staf administrasi, Barisan Alumni. (2) Yakinkan kepada semua warga Lembaga (Pendidik,
Serdik, bahkan Donatur, (Pemerintah)) bahwa peraturan Lembaga adalah sarana
yang baik untuk menumbuhkan kedisiplinan semua warga Lembaga, terutama serdik.
(3) Berikan kepercayaan kepada para Pendidik dan staf administrasi untuk
melaksanakannya. (4) Lakukan pemantauan terhadap pelaksanaan ketertiban dan
kedisiplinan, misalnya dengan mengunjungi Serdik. (5) Jadilah teladan/model
disiplin dengan berperilaku disiplin sesuai dengan peraturan di setiap tempat
dan setiap waktu. (6) Atasi setiap pelanggaran dengan menetapkan sanksi secara
konsisten. Para Pendidik didorong memberi peringatan dini, jika ada serdik yang
menyimpang. (7) Secara periodik, lakukan peninjauan untuk mengetahui apakah
peraturan itu masih sesuai, atau mungkin perlu pembaharuan. (8) Berikan
penghargaan kepada Pendidik, Anggota, atau serdik yang berperilaku disiplin
berupa piagam atau dorongan semangat dengan diumumkan pada acara penutupan
Pendidikan.
Selain itu, dilingkungan Lembaga perlu
diciptakan suasana yang sejuk, nyaman, penuh rasa kekeluargaan dan keimanan.
Pelaksanaan disiplin Lembaga tidak perlu berada dalam situasi yang mencekam,
tetapi melalui sapaan yang manusiawi, dialogis dan dijiwai oleh semangat Khasatria.
Jika kedisiplinan lembaga dapat dihidupi dan diwujudnyatakan dengan baik oleh
semua Anggota Lembaga, maka hal ini akan merupakan cerminan adanya kultur Pendidikan
yang baik, sehingga dapat mendorong serdik untuk belajar secara optimal.
Dengan demikian diharapkan akan
terbentuk generasi muda yang pandai plus berdisiplin diri yang baik berguna
untuk bangsa dan Negara Majulah MENWA KU….. Salam WCDS
Sumber :
Paulus Winarto Budi.
2013. Membangun Kultur Sekolah Dengan Kedisiplinan. SMP PENDOWO
NGABLAK .
Langganan:
Postingan (Atom)