Komnad di hati

Alhamdulillah

Salam Komando 

apa yang kita cita-citakan akan segera terwujud menjadi sebuah kenyataan yaitu Komando Nasional Atjeh Darussalam akan resmi menjadi Skomen Terbaru di provinsi Aceh menggantikan Skomen Lama (Mahadasa). Jika kita perhatikan, tidak sedikit orang sekarang yang mengatakan, "KOk Bisa" jawabannya sudah tentu ada di hati saudara sendiri bukan....

ya mereka tergerak dikarenakan sudah gerah melihat apa yang belaku di dalam tubuh suatu organisasi itu sendiri, dengan sikap tamak, dan gegabah seorang pemimpin yang mengeluarkan keputusan yang berakibat hampir semua Satuan yang berada dibawah kekuasaannya terancam kepunahan (Vacum) tanpa ada pengganti. semboyan yang selama ini diagung-agungkan "Hilang Satu Tumbuh Seribu" seakan tidak akan berlaku ditubuh Menwa Mahadasa. 

jika mereka punya hati untuk merenung apa yang sudah terjadi terhadap Menwa Aceh Pada hari ini pastilah mata mereka akan nangis darah. gimana tidak sudah beberapa tahun ini Mahadasa hanya mematung, tanpa ada kegiatan sama sekali bahkan untuk kewajibanyapun Mahadasa tidak sangup melaksanakannya yaitu DIKSAR dalam satu Tahun satu kali. bahkan dengan lantang pihak penguasa meminta iuran pada setiap Satuan 3.000.000,- / siswa. sungguh terlalu....... apakah segitu tanggung jawab seorang pemimpin. 

oleh karena itu sejenak Penulis mengajak semua rekan-rekan serta para Dansat merenungkan sebuah Ayat Alquran, Yaitu Surat Arraad Ayat 79 yang artinya Sebagai berikut  

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri?

ayat ini adalah ayat yang jelas, yang menunjukkan keadilan Allah dimana Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum kecuali dengan syarat"

Syaratnya adalah bahwa mereka harus meniti jalan kebaikan untuk perubahan kearah yang lebih baik, dan jika yang mereka lalui jalan kejelekan, maka perubahan pun kearah yang semakin jelek, Para Komandan Satuan sekarang tidak mikir apa dengan uang 3.000.000,- / siswa  dapat dari mana, berapa siswa yang disanggupi. 

dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa persoalan yang terjadi dialam tubuh Mahadasa pada hari ini sudah sangat menyesatkan tidak ada kata maaf bagi mu pemimpin yang telah memporak-porandakan masa depan Menwa. sudah saatnya kita terbagun dan sadar sandiwara apa yang sedang di mainkan oleh mereka penguasa. Para Dansat-dansat sadarlah Mahadasa telah gagal memimpin.

Bravo... Baret Ungu